May 15, 2016

Media Penganut Jurnalisme Umpan Klik (Clickbait) Ditinggalkan Pembaca

By Romeltea | Published: May 15, 2016

Media Penganut Jurnalisme Umpan Klik (Clickbait) Ditinggalkan Pembaca. Pengunjung datang sekali dan tidak akan kembali. Judul Umpan Klik Merusak Reputasi Situs Web Anda.

judul clickbait - umpan klik
Hindari judul umpan klik seperti menghindari penyakit. (Ilustrasi: Titan Web).*

WOW! Mengerikan! Miris Bacanya! Tolong Share! Wajib Baca! Ini Komentar! Begini Reaksi! Jangan Lakukan Ini! Pemain Ini Begituan! Begini Akibatnya Jika Anda...! Mengejutkan! Sadis! Lihat Apa yang Akan Terjadi! Wooowww....!!!

Kita sudah mulai akrab dengan judul-judul berita atau judul tulisan seperti di atas. Sensasional, bombastis, berteriak, cendeung alay bin lebay!

Judul-judul Umpan Klik (Clickbait Headlines) seperti di atas kini menjadi menu sehari-hari di media-media online (news online, situs berita) dan media sosial.

Saya sih sudah mengabaikan judul-judul berita kayak gitu. Kebanyakan menipu! Isi tulisan atau konten berita tidak seheboh judulnya.

Memang demikian. Judul-judul berita umpan klik atau jebakan klik yang dibuat wartawan/media penganut Jurnalisme Umpan Klik (Clickbait Journalism) berorientasi klik, agar judul diklik dan situs mereka Anda buka (kunjungi).

Judul berita umpan klik menjadi fenomena media online saat ini. Bisa dikatakan, SEMUA media online atau situs berita, menganut jurnalisme umpan klik, demi trafik atau kunjungan sebanyak-banyaknya ke situs mereka.

Media besar, media kecil, situs berita abal-abal, blog, bahkan situs mahasiswa (pers kampus) juga "latah", ikut-ikutan membuat judul-judul umpan klik.

BBC pernah menurunkan tulisan yang menyebutkan clickbait kini identik dengan jurnalisme online. Jurnalisme umpan klik merupakan versi baru jurnalisme kuning (yellow jounalism) atau koran kuning (yellow papers).

Situs Vice bahkan menyebut "jurnalisme" clickbait sebagai "jurnalistik sampah" (Garbage Click-Bait 'Journalism').

Penulis Yahoo.com, David Pogue, menyatakan clickbait bukan jurnalistik yang baik. Menurutnya, headline atau judul berita yang baik itu transparan dan efisien, bukan "menyembunyikan" substansi berita demi mengejar trafik.

CLICK IS KING!

Klik kini menjadi raja, panglima, penentu masa depan media online. Klik adalah "oplah" dalam dunia media cetak. Makin banyak klik, kian ramai pengunjung media.

Kian banyak kunjungan, makin banyak pula peluang mendapatkan pemasukan (income) dari iklan, terutama AdSense. Itulah yang menjadi faktor utama media-media online saat ini menganut jurnalisme umpan klik.

Wartawan dan editor pun terkesan "menghalalkan segala cara" demi mendatangkan pengunjung. Wartawan profesional pun terkesan "melacurkan diri" dengan menganut jurnalisme umpan klik yang notabene versi baru jurnalisme kuning yang punya citra buruk di dunia media/jurnalistik.

Ditinggalkan Pembaca

Judul umpan klik memang bisa mendatangkan pembaca, pengunjung, trafik, meningkatkan pageviews. Namun, judul clickbait hanya mendatangkan visitor, bukan menciptakan customer.

Pengunjung lama-lama akan merasa dikadalin, merasa tertipu, dan tidak nyaman membaca judul-judul umpan klik yang terkesan amatiran, tidak profesional, alay bin lebay, dan menipu pembaca. Isi tulisan sering tidak sesuai dengan "janji" dalam judul.

Analisis menarik dari SEO Pressor dalam Why Clickbait Headline Is Bad For Your Website ini menjadi "warning" bagi media-media online penganut jurnalisme umpan klik. Apalagi kini ada gejala media online mulai ditinggalkan pembaca.

Disebutkan, sebenarnya tidak ada yang salah dengan judul umpan klik demi merebut perhatian pengguna internet di tengah persaingan media online yang kian ketat.

Pengguna internet lambat-laun akan menyadari "ketertipuan" mereka oleh judul-judul umpan klik. Pembaca akan mengenali taktik mengundang pengunjung situs ini. Mereka pun akan meninggalkan media-media penganut juduil umpan klik.


Tiga Masalah Judul Umpan Klik

Setidaknya ada tiga masalah dalam judul umpan klik.

Problem #1: Clickbait Relies On Sensationalism 

Judul umpan klik bergantung pada sensasionalisme untuk menarik perhatian pembaca. Rata-rata judul umpan klik (clickbait headline) mirip seseorang yang meloncat dan berteriak, meminta didengarkan. Jika hanya satu orang yang melakukan hal itu, maka semua orang akan memberi perhatian.

The average clickbait headline is like a person in a crowd jumping up and screaming, demanding to be heard. If there’s just one person doing that, then everyone’s going to pay attention to them.

Namun demikian, yang meloncat dan teriak-teriak itu kini bukan satu dua media, tapi hampir semuanya! Maka, alih-alih mendapatkan perhatian, pengguna internet justru akan meras risih, bising, brisik, muak, dan "cuek" --mengabaikan judul umpan klik.

Hal itu pernah menimpa situs media sosial Tumblr akhir 2015 yang dibanjiri posting umpan klik. Akibatnya, banyak pengguna Tumblr menyuarakan frustrasi mereka dan meninggalkan Tumblr.

Problem #2: Clickbait Tends To Be Misleading
Judul umpan klik cenderung merupkan "Pemberi Harapan kosong" (PHP), menjanjikan "kisah mengesankan" (amazing story), pembaca hanya di-PHP-in. Begitu diklik, dibaca, isi berita tidak sesuai dengan harapan.

Penipuan terhadap pembaca ini menjatuhkan reputasi situs web atau brand Anda. Lambat-laun pembaca akan hanya melihat sekilas (scan) judul umpan klik, tanpa mengekliknya, karena sudah sadar judul tersebut hanya memberikan "janji manis" alias PHP.

Problem #3: Clickbait Headlines Get Visitors, Not Customers
Judul umpan klik mendatangkan pengunjung, bukan customer. Mereka hanya sekali itu saja berkunjung ke situs web Anda dan tidak akan kembali. Mereka merasa tertipu.

Dalam konteks SEO, judul umpan klik akan meningkatkan "bounce rate" yang sangat buruk bagi reputasi web di mesin pencari, khususnya Google. Situs web Anda lambat-laun tidak terindeks mesin pencari akibat judul-judul umpan klik yang diabaikan pengguna (internet user).
 

Kesimpulan: Judul Umpan Klik Bukan Solusi

Judul umpan klik mendatangkan pengunjung, namun merusak reputasi situs web Anda. Jurnalisme umpan klik ampuh memikat pembaca dalam jangka pendek saja, namun pembaca meninggalkan media Anda.

Judul umpan klik tidak bernilai jurnalistik, karena tujuannya bukan menginformasikan (to inform) sebagaimana ruh jurnalisme, tapi "minta diklik" (to be clicked).

Maka, hindari judul atau jurnalisme umpan klik yang hanya mendatangkan keuntungan sesaat, namun menghancurkan masa depoan situs web atau media online Anda. Wasalam. (www.romelteamedia.com).*

Previous
« Prev Post
Author Image

Romeltea
Romeltea adalah onair dan online name Asep Syamsul M. Romli aka Kang Romel. Praktisi Media, Blogger, Trainer Komunikasi from Bandung, Indonesia. Follow me: facebook twitter instagram linkedin youtube

Recommended Posts

Related Posts

Show comments
Hide comments

3 comments on Media Penganut Jurnalisme Umpan Klik (Clickbait) Ditinggalkan Pembaca

  1. wah mantap ya artikelnya membahas ttg clickbait. baru saja kmrn saya mendapat sebuah berita kira kira judulnya gini "jika A*ok kalah dalam pilkada DKI, Luna Maya akan lakukan hal ini. " so what? media online se kelas ko*pas masih menggunakan beginian. saya pengen ketawa bacanya juga, tapi ga jadi soalnya saya lagi makan di warteg, ga enak ganggu yang lain. salam dari blogger pangandaran utk agan! nice post

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah Pangandaran... Harita Basa Usum Halodo Panjang :)

      Delete
  2. Daripada ketipu,mending baca2 artikelnya romelteamedia, artikelnya padat dan jelas hehe

    ReplyDelete

Contact Form

Name

Email *

Message *