April 6, 2014

Level Komunikasi

By Romeltea | Published: April 6, 2014

Level Komunikasi

DALAM
literatur komunikasi, dikenal istilah level komunikasi, yaitu tingkatan komunikasi berdasarkan jumlah orang yang terlibat dalam sebuah proses komunikasi.

Gambar ilustrasi di posting ini menunjukkan lima level komunikasi versi Anurag Bhai Patidar dalam bukunya, Communication and Nursing Education (Pearson Education India, 2012), sebagaimana dikutip Safari Books Online.

Pengertian Level Komunikasi

Menurut Patidar, level komunikasi ditentukan oleh dasar jumlah orang yang terlibat dalam sebuah proses komunikasi, juga oleh tujuan komunikasi.
Levels of communication are determined on the basis of the number of people involved in the process of communication as well as on the purpose of communication. 

5 Level Komunikasi

Mengacu pada definisi level komunikasi tersebut, Patidar menyebutkan lima level komunikasi:
  1. Intrapersonal Communication (Komunikasi Intrapribadi)
  2. Interpersonal Communication (Komunikasi Antarpribadi)
  3. Transpersonal Communication (Komunikasi Transpribadi)
  4. Small-group Communication (Komunikasi Kelompok-Kecil)
  5. Public Communication (Komunikasi Publik). 
Patidar menambahkan satu lagi level komunikasi, yaitu Social Communication (Komunikasi Sosial).

1. Intrapersonal Communication

Komunikasi Intrapribadi yaitu komunikasi seseorang dengan dirinya sendiri (communication with the self). 

Tipe komunikasi intrapribadi sama dengan proses berpikir, yaitu ketika seseorang secara sadar (sengaja) mengirimkan informasi pada dirinya untuk menganalisis sebuah situasi dan mengambil sikap atau keputusan.

2. Interpersonal Communication

Komunikasi Antarpribadi merujuk pada interaksi antara dua orang --lazimnya terjadi secara tatap muka (face to face). Tujuan komunikasi antarpribadi biasanya untuk berbagi (share) informasi, pendapat, gagasan (ide), dan sebagainya.

Komunikasi Antarpribadi dapat dibagi menjadi tiga tipe:
  1. Assertive Communication (Komunikasi Asertif).
  2. Nonassertive Communication (Komunikasi Nonasetif)
  3. Aggressive Communication (Komunikasi Agresif).
Ciri-ciri (karakterstik) komunikasi asertif a.l. dengan percaya diri mengekspresikan yang Anda pikirkan, rasakan, dan percayai; dengan lantang membela hak Anda seraya menghormati hak orang lain; menyampaikan maksud dan harapan tanpa menghina, mempermalukan, atau merendahkan orang lain; respek terhadap kebutuhan dan hak diri sendiri dan orang lain.

Ciri-ciri komunikasi nonasertif a.l. ketidakmampuan mengekspresikan pemikiran, perasaan, dan keyakinan secara konsisten; membolehkan orang lain untuk melanggar hak Anda tanpa tantangan; kurang menghargai preferensi sendiri; orang lain dengan mudah mengabaikan pemikiran, perasaan, dan keyakinan Anda.

Ciri-ciri komunikasi agresif a.l.  mengekspresikan diri dengan cara mengintimidasi, menghina, atau merendahkan orang lain serta meraih keinginan dengan cara merusak hak-hak orang lain.

3. Komunikasi Transpersonal

Komunikasi Transpersonal yaitu komunikasi yang terjadi dalam domain spiritual seseorang. Tujuan komunikasi transpersonal yaitu untuk memunculkan kesadaran tentang diri (self-hood), meningkatkan spiritualitas, lebih cenderung bersifat vertikal --mengutamakan hubungan spiritual seseorang dengan Tuhannya.

4. Komunikasi Small-group 

Yaitu komunikasi yang terjadi dalam sebuah grup kecil. Tujuannya untuk menyampaikan informasi yang menjadi kebutuhan atau ketertarikan anggota kelompok atau kadang-kadang untuk mengetahui pendapat anggota kelompok tentang suatu masalah atau membuat sebuah keputusan.

5. Komunikasi Publik

Publik biasanya dipahami sebagai sebuah kelompok besar orang (large group of people). Ringkasnya, komunikasi kepada orang banyak (massa). Komunikasi publik sering disetarakan dengan komunikasi massa, yakni komunikasi melalui media massa, meski komunikasi publik tidak selalu dilakukan melalui perantara media massa.

Komunikasi publik juga sering dipahami sebagai berbicara di depan orang banyak (public speaking) yang membutuhkan keterampilan komunikasi khusus (special communication skills), seperti gestur, suara, dan bahan media yang harus digunakan untuk mengkomunikasikan pesan secara efektif.

6. Komunikasi Sosial (Social Communication)

Komunikasi sosial yaitu komunikasi yang terjadi dalam konteks sosial, yaitu membina hubungan dengan sesama manusia dalam kehidupan sehari hari. Sapaan "Selamat Pagi, Apa Kabar?" "Bagaimana kabar anak-anak Anda?" masuk dalam level komunikasi sosial.

SELAIN keenam level komunikasi di atas, literatur komunikasi yang disusun para pakar komunikasi juga menyebutkan level komunikasi lainnya, yaitu:
  1. Organizational Communication (Komunikasi Organisasi), yaitu komunikasi dalam sebuah organisasi dan antarorganisasi.
  2. Mass Communication (Komunikasi Massa) atau Media Communication (Komunikasi Media), yaitu komunikasi melalui media massa --suratkabar, tabloid, majalah, radio, televisi, media online, termasuk media sosial (social media).
Komunikasi massa/komunikasi media bisa dikatakan yang tersulit karena membutuhkan keterampilan atau keahlian (skills) khusus sesuai dengan karakteristik media massa yang digunakan: 
  • keterampilan menulis (writing skills) untuk media cetak dan online serta 
  • keahlian berbicara (speaking skills) untuk media radio dan televisi. 
Demikian level komunitasi atau tingkatan komunikasi dalam masyarakat. (www.romelteamedia.com).*

Previous
« Prev Post
Author Image

Romeltea
Romeltea adalah onair dan online name Asep Syamsul M. Romli aka Kang Romel. Praktisi Media, Blogger, Trainer Komunikasi from Bandung, Indonesia. Follow me: facebook twitter instagram linkedin youtube

Recommended Posts

Related Posts

Show comments
Hide comments

No comments on Level Komunikasi

Post a Comment

Contact Form

Name

Email *

Message *