June 14, 2023

Tips Public Speaking: Cara Mengatasi Gugup Saat Berbicara di Depan Umum

By Romeltea | Published: June 14, 2023

Tips Public Speaking: Cara Mengatasi Gugup Saat Berbicara di Depan Umum

Gugup, grogi, atau nervous merupakan masalah utama dan umum yang dihadapi seorang pembicara. Tips public speaking berikut ini berisi cara mengatasi gugup dalam public speaking atau berbicara di depan umum --pidato, ceramah, presentasi, sambutan, membawakan acara (MC), dll.

Penyebab utama gugup adalah tidak ada persiapan, tidak latihan, dan tidak menguasai materi. Secara umum, orang takut berbicara di depan umum karena tidak suka diawasi, tidak suka banyak mata tertuju padanya, dan tidak suka menjadi sorotan.

Memang, saat kita berada di podium, maka audiens --entah puluhan, ratusan, hingga ribuan pasang mata-- akan tertuju kepada kita. Yakinkah, mayoritas --bahkan hampir semuanya-- menginginkan kita lancar dalam berbicara, tanpa gangguan, dan tanpa gugup!

Tips "klasik" mengatasi gugup antara lain "jangan melihat mata hadirin" atau "hindari kontak mata dengan audiens". Namun, justru di situlah letak masalahnya: Meskipun menghindari kontak mata langsung mungkin tampak seperti strategi yang efektif untuk mengatasi gugup, itu sebenarnya membuat Anda semakin gugup!

Untuk memahami alasannya, kita perlu kembali ke masa prasejarah, ketika manusia menganggap mata yang mengawasi kita sebagai ancaman eksistensial. Mata itu kemungkinan adalah predator. Orang-orang benar-benar takut dimakan hidup-hidup. 

Menanggapi realitas prasejarah itu, amigdala, bagian otak kita yang membantu kita merespons bahaya, bekerja dengan sangat baik. Ketika respons melawan-atau-lari kita terpicu, dapat dipahami bahwa kita merasakan stres dan kecemasan yang hebat. Apa hubungannya ini dengan berbicara di depan umum? Ternyata, semuanya.

Inilah kabar buruknya: Otak kita telah memindahkan rasa takut kuno untuk diawasi saat berbicara di depan umum. Dengan kata lain, kecemasan atau gugup saat berbicara di depan umum ada dalam DNA kita. 

Kita mengalami berbicara di depan umum sebagai serangan. Kita secara fisiologis mendaftarkan audiens sebagai predator yang mengancam dan memberikan respons yang sebanding. Respons fisik banyak orang saat berbicara mirip dengan bagaimana tubuh mereka bereaksi terhadap tanda-tanda bahaya fisik (sesak napas, wajah kemerahan, gemetar).

Jadi hari ini ketika kita berbicara di depan kelompok dan merasakan mata mengawasi kita, kita merasa sangat terlihat, seperti manusia gua yang terpapar di siang hari. Dan karena otak kita memberi tahu kita bahwa kita sedang diserang, kita melakukan apa pun yang diperlukan untuk melindungi diri kita sendiri. 

Kita membangun tembok antara diri kita dan sumber bahaya — dalam hal ini, audiens — untuk menangkis serangan dan menumpulkan bahaya apa pun.

Seperti apa dinding ini? Kita fokus pada slide kami. Kita melihat ke bawah. Kita mundur ke catatan. Dalam prosesnya, kita mengabaikan orang-orang di depan kita, berharap mereka tidak terlihat. 

Bahkan, pembicara yang paling percaya diri pun menemukan cara untuk menjauhkan diri dari audiens mereka. Itu hanya bagaimana kita diprogram.

Untungnya, ada solusinya: kemurahan hati manusia. Kunci untuk menenangkan amigdala dan melucuti tombol panik organik kita adalah mengalihkan fokus dari diri kita sendiri — jauh dari apakah kita akan mengacau atau apakah audiens akan menyukai kita — dan untuk membantu audiens.

Penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kemurahan hati menyebabkan penurunan aktivitas amigdala. Menunjukkan kebaikan dan kemurahan hati kepada orang lain telah terbukti mengaktifkan saraf vagus, yang memiliki kekuatan untuk menenangkan respons lawan-atau-lari. 

Ketika kita baik kepada orang lain, kita merasa lebih tenang dan kurang stres. Prinsip yang sama berlaku dalam berbicara di depan umum (public speaking). Ketika kita berbicara dengan semangat kemurahan hati, kita menangkal sensasi diserang dan mulai merasa tidak terlalu gugup.

Harus diakui, ini sulit dilakukan. Orang yang paling dermawan dalam pekerjaan dan kehidupan pun bisa mengalami kesulitan berbicara di depan umum, karena otak mereka mengatakan kepada mereka, “Sekarang bukan waktunya untuk memberi. Saatnya lari!” 

Cara Mengatasi Gugup Public Speaking

Tetapi sangat mungkin untuk menjadi pembicara yang murah hati. Mulailah dengan tiga langkah ini:

1. Saat Persiapan, pikirkan audiens Anda.

Saat kita mulai mempersiapkan presentasi, kesalahan yang kita semua buat adalah memulai dengan topik. Ini segera membawa kita ke dalam detailnya — dan mempersulit untuk meruntuhkan tembok antara kita dan orang lain. 

Sebaliknya, mulailah dengan audiens. Sebelum menyelami informasinya, tanyakan pada diri Anda: 
  • Siapa yang akan berada di ruangan itu? 
  • Mengapa mereka ada di sana? 
  • Apa yang mereka butuhkan? 
Jawabannya harus spesifik. Identifikasi kebutuhan audiens, baik yang terucap maupun yang tidak terucap, dan buat pesan yang berbicara langsung dengan kebutuhan tersebut.

2. Tepat sebelum Anda berbicara, fokuskan kembali otak Anda.

Anda adalah orang yang paling gugup tepat sebelum Anda berbicara. Inilah saat di mana otak Anda memberi tahu Anda, “Semua orang menilai saya. Bagaimana jika saya gagal?” 

Tepat pada saat inilah Anda dapat memfokuskan kembali otak Anda. Ingatkan diri Anda bahwa Anda di sini untuk membantu audiens Anda. 

Bersikaplah tegas dengan otak Anda. Katakan pada diri sendiri, “Otak, presentasi ini bukan tentang saya. Ini tentang membantu audiens saya.” 

Seiring waktu (biasanya antara empat dan enam presentasi), otak Anda akan mulai memahaminya, dan Anda akan menjadi kurang gugup atau mengatasi grogi saat public speaking.

3. Saat Anda berbicara, lakukan kontak mata.

Salah satu kesalahan terbesar yang kita buat adalah berbicara kepada orang-orang sebagai sebuah kelompok. Kita memindai ruangan — mencoba melihat semua orang sekaligus — dan akhirnya terhubung dengan siapa pun.

Pada kenyataannya, setiap orang di ruangan mendengarkan Anda sebagai individu. Jadi, cara terbaik untuk terhubung dengan audiens Anda adalah dengan berbicara kepada mereka sebagai individu. 

Bagaimana caranya? Dengan melakukan kontak mata terus-menerus dengan satu orang per pikiran. (Setiap pemikiran adalah tentang satu klausa penuh.) Dengan memusatkan perhatian pada satu orang pada satu waktu, Anda membuat setiap orang di ruangan merasa seperti Anda sedang berbicara hanya kepada mereka.

Ini sulit. Kita terbiasa memindai ruangan. Melakukan kontak mata langsung bisa terasa tidak nyaman pada awalnya. Namun, semakin Anda berlatih, itu justru akan membuat Anda tidak terlalu gugup. 

Jauh lebih mudah (dan lebih efektif) untuk melakukan serangkaian percakapan satu lawan satu daripada berbicara dengan semua orang sekaligus. 

Orang yang paling penting untuk dilihat adalah mereka yang berada di ujung ruangan. Ini adalah orang-orang yang sudah dirugikan. Dengan menjadi ekstra dermawan kepada mereka yang berada di tepi ruangan, Anda membawa semua orang masuk.

Kita tahu kekuatan kemurahan hati untuk memberi kita rasa pemenuhan, tujuan, dan makna. Kemurahan hati sama kuatnya dalam berbicara. Itu mengubah pengalaman yang menegangkan dan bahkan menyakitkan menjadi pengalaman memberi dan membantu orang lain. 

Pembicara yang murah hati lebih tenang, lebih santai, dan — yang paling penting — lebih efektif dalam menjangkau audiens dan membuat dampak yang diinginkan.

Itu dia cara mengatasi gugup saat public speaking menurut trainer public speaking di laman Harvard Business Review. Bagaimana tips mengatasi grogi dari saya? Simak video berikut ini.

Video: Cara Mengatasi Gugup dalam Public Speaking


Previous
« Prev Post
Author Image

Romeltea
Romeltea adalah onair dan online name Asep Syamsul M. Romli aka Kang Romel. Praktisi Media, Blogger, Trainer Komunikasi from Bandung, Indonesia. Follow me: facebook twitter instagram linkedin youtube

Recommended Posts

Related Posts

Show comments
Hide comments

No comments on Tips Public Speaking: Cara Mengatasi Gugup Saat Berbicara di Depan Umum

Post a Comment

Contact Form

Name

Email *

Message *